FITRIYANI, Khurotul (2024) ANALISIS MINIMALISASI BIAYA (Cost Minimization Analysis) OBAT CEFTRIAXONE DAN CEFOTAXIME PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RSUD BUMIAYU. Bachelor thesis, UNIVERSITAS PERADABAN.

	PDF (HALAMAN AWAL) COVER-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.pdf - Accepted Version Download (1MB)
	Text (ABSTRAK) ABSTRAK-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.docx - Accepted Version Download (29kB)
	PDF (BAB I) BAB I-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (496kB)
	PDF (BAB II) BAB II-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (748kB)
	PDF (BAB III) BAB III-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (642kB)
	PDF (BAB IV) BAB IV-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (655kB)
	PDF (BAB V) BAB V-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.pdf - Accepted Version Download (478kB)
	PDF (DAFTAR PUSTAKA) DAFTAR PUSTAKA-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.pdf - Accepted Version Download (511kB)
	PDF (LAMPIRAN) LAMPIRAN-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (ARTIKEL) ARTIKEL-KHUROTUL FITRIYANI-42120057-SKRIPSI-2024.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (496kB)

Abstract

Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan yang menyerang organ paru-paru pada bagian kantung-kantung kecil (alveoli). Alveoli akan mengalami peradangan dikarenakan adanya cairan atau nanah sehingga penderita pneumonia akan terasa sakit dan sesak saat bernapas. Pneumonia menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) pada tahun 2020 angka kematian akibat penyakit pneumonia mencapai 6,3 juta jiwa. Penyakit pneumonia ini menjadi penyakit yang angka kematiannya tinggi bagi 15 negara di dunia. Indonesia menjadi negara ke 8 yang mempunyai angka kematian akibat penyakit pneumonia sebanyak 22.000 kematian. Pengobatan pneumonia dapat digunakan dengan menggunakan antibiotik disertai obat non antibiotik. Salah antibiotik yang digunakan dalam pengobatan pneumonia yaitu ceftriaxone dan cefotaxime. Kedua antibiotik tersebut memiliki perbedaan dalam hal biaya sehingga diperlukan analisis farmakoekonomi dengan metode analisis minimalisasi biaya (cost minimization analysis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar biaya yang dikeluarkan dan mengetahui biaya penggunaan obat antibiotik yang paling minimal pada pasien pneumonia rawat inap di RSUD Bumiayu. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data secara retrospektif dengan 85 sampel serta metode farmakoekonomi yang digunakan yaitu analisis minimalisasi biaya (cost minimization analysis). Analisis data yang digunakan yaitu uji normalitas kolmogorov Smirnov, uji homogenitas dan uji T tes. Komponen biaya dalam penelitian ini meliputi biaya konsultasi, biaya laboratorium, biaya obat, biaya kamar dan biaya penyerta dengan nilai rata-ratanya Rp.1,774,186 untuk antibiotik ceftriaxone dan Rp.1,659,304 untuk antibiotik cefotaxime. Terapi antibiotik yang paling minimal pada pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUD Bumiayu adalah cefotaxime dengan nilai rata-rata sebesar Rp.1,659,304 dibandingkan dengan terapi antibiotik ceftriaxone yaitu dengan nilai rata-rata sebesar Rp.1,774,186. Hasil dari uji normalitas kolmogorov Smirnov data bersifat normal karena nilai signifikan >0,05. Uji homogenitas menunjukkan bahwa data bersifat homogen, nilai yang dihasilkan >0,05. Hasil dari uji T tes didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara biaya pengobatan antibiotik ceftriaxone dan cefotaxime karena nilai signifikan menunjukkan >0,05.

Actions (login required)

View Item